Rabu, 28 Januari 2015

Kampung semawis semarang

Waroeng Semawis atau biasa disebut juga Pasar Semawis awalnya adalah pasar malam di Kawasan Pecinan yang diadakan beberapa hari menjelang perayaan Imlek tahun 2004, menyusul diresmikannya Tahun Baru Imlek sebagai Libur Nasional. Pasar ini merupakan ide perkumpulan Kopi Semawis (Komunitas Pecinan Semarang untuk Wisata). Pasar Semawis dan Pecinan merupakan obyek wisata Semarang yang sangat penting.


Jika mengunjungi Pasar Semawis menjelang perayaan imlek, diberbagai sudut Kawasan Pecinan dihiasi berbagai macam hiasan seperti lampion merah atau spanduk dimana-mana. Selain itu  juga ada pertunjukan kesenian dan kebudayaan Cina seperti opera klasik, barongsai, wushu, wayang potehi (wayang golek khas Tionghoa), seni kaligrafi, konsultasi Feng Shui, hingga pengobatan tradisional khas Cina.
Diluar perayaan imlek, kawasan Pecinan tetap menjadi tempat yang menarik untuk dikunjungi. Berbeda dengan awal penyelenggaraannya dimana lokasi pasar malam dimulai dari Jalan Wotgandul Timur, Gang Belakang, Gang Baru, Gang Warung, Gang Gambiran, Gang Tengah, dan Gang Besen, Pasar Semawis sekarang hanya buka pada hari Jumat, Sabtu dan Minggu malam mulai pukul 18.00-23.00 di Gang Warung. Pada saat itu terdapat ratusan stand yang menjajakan berbagai makanan. Jenis makanannya tidak hanya terbatas pada kuliner khas Semarang tapi juga makanan yang mewakili komunitas Arab, Pakistan dan India.

Berbagai sajian khas sekaligus merupakan ikon kuliner Semarang bisa anda temui disini seperti “Nasi Gudeg mBok Sireng”, “Nasi Pindang dan Soto Sapi Bu Tris”, “Sate Sapi Pak Kempleng”, “Nasi Ayam Karangturi”,  “Nasi Goreng Babat dan Babat Gongso Kenangan”, dll. Berbagai hidangan oriental khas Pecinan termasuk sate Babi Singapore semua ada di Pasar Semawis. Makanan lain seperti Bakmie Jawa, Nasi Goreng, Nasi Pecel, Nasi Pela, aneka sate, seafood dan soto menambah pilihan makanan yang bisa dicicipi di Pasar Semawis.

Tak hanya itu, berbagai minuman dan makanan ringan juga bisa dijumpai di sini seperti Wedang Ronde, Wedhang Kacang Tanah, aneka teh dengan berbagai merek tempo doeloe serta tak ketinggalan pula Es Conglik. Panganan lain seperti “Serabi Kuah Khas Kalicari” dan “Loenpia” sayang untuk dilewatkan. Untuk memulai petualangan kuliner ada baiknya anda harus benar-benar mengosongkan perut. Disepanjang jalan terdapat ratusan warung/tenda penjaja makanan yang siap untuk di coba. Wisata kuliner bisa dimulai dengan  hidangan teh dengan merek tempo doeloe atau mencoba panganan ringan seperti loenpia dan siomay. Jika anda datang beramai-ramai, acara santap bisa lebih meriah apabila tiap orang memesan hidangan yang berbeda-beda. Begitu banyak jenis hidangan yang ditawarkan sehingga hanya mengunjunginya sekali saja rasanya tidak cukup.
Tak hanya itu, Pasar Semawis juga membuka tenda khusus "karaoke jalanan" yang bisa diikuti oleh siapa saja, Umumnya peserta karaoke adalah mereka yang fasih menyanyikan lagu-lagu Mandarin dan generasi tua. Jangan kaget jika anda harus mengantri untuk bisa mandapatkan giliran. Lantunan lagu-lagu Mandarin ini akan menjadi teman sempurna acara santap di Pasar Semawis. Menambah khas suasana santap di daerah Pecinan.

Apabila mengunjungi daerah Pecinan pada siang hari memang tidak tampak adanya tanda-tanda pasar malam. Tetapi itu bukan berarti anda tidak bisa berkeliling untuk melihat sisa-sisa keindahan daerah Pecinan yang memiliki banyak klenteng. Masing-masing klenteng di kawasan Pecinan Semarang memiliki keunikan dan nilai sejarah yang tinggi. Beberapa klenteng tersebut misalnya Klenteng Tay Kak Sie yang terletak di Gang Lombok. Ada lagi Klenteng Siu Hok Bio (1753) di Jalan Wotgandul Timur, Klenteng Liong Hok Bio di Gang Pinggir, Klenteng Tek Hay Bio, Klenteng Hoo Hok Bio (1792), Klenteng Tong Pek Bio, Klenteng Kong Tik Soe di Jalan Gang Pinggir, Klenteng Wie Wie Kiong dan Klenteng See Hoo Kiong di Jalan Sebandaran I, dan Klenteng Grajen.
Jadi selain pasar malam yang dipenuhi dengan aneka jajanan nan menggoda, kawasan ini juga kaya dengan peninggalan budaya yang menarik juga untuk dikunjungi. Untuk mencapai Pasar Semawis sangat mudah, hanya diperlukan waktu kurang dari 30 menit dari Simpang Lima dengan menggunakan mobil atau sepeda motor

Tidak ada komentar:

Posting Komentar